Sebenarnya tulisan kali ini sudah kutulis di komputerku beberapa waktu lalu, tepatnya pada subuh tgl 31 Maret 2021 yang lalu ketika aku selesai melakukan meditasi pagi. Pagi itu aku merasakan sebuah pengalaman baru yang luar biasa, yang mendorongku untuk segera menuliskan pengalamanku pagi itu agar aku tidak melupakan pengalaman tersebut. Pagi itu aku merasakan sebuah energi kolektif yang sangat dahsyat sekali, sebuah energi yang terkumpul dari rasa kerinduan yang begitu mendalam akan untuk kembali menyatu dengan Sang Pencipta Alam Semesta.
Subuh Tgl 31 Maret 2021. Aku bangun sekitar
jam 03.30 lalu aku melakukan meditasi secara mendalam. Pada meditasi kali ini
aku merasakan adanya kemampuan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain yang berjauhan
denganku dengan melalui pancaran sinyal alam semesta.
Sebenarnya ini bukan pertama kali aku merasakan
hal ini. Sekitar satu bulan yang lalu aku sudah mulai bisa merasakan adanya koneksi
di dalam alam semesta ini, dan pada waktu itu aku telah pernah mencoba untuk
memanfaatkannya untuk berkomunikasi dengan cara menyampaikan sinyal kepada
orang yang ingin aku tuju untuk disampaikan pesannya. Dan aku telah pernah
berhasil mempraktekan hal tersebut, walaupun aku merasa koneksinya masih sangat
lemah. Namum pagi hari ini ketika aku sedang masuk dalam kondisi meditasi
secara mendalam, aku kembali merasakan sinyal-sinyal itu muncul, dan aku kembali
mencoba untuk melakukan usaha untuk melakukan koneksi tersebut. Walaupun sinyal
itu belum terlalu kuat, tapi aku mulai kembali bisa merasakannya.
Satu hal yang aku sadari pagi ini adalah energi
sinyal yang aku dapat itu berhubungan dengan energi positif yang ada di dalam
diriku. Ketika ada timbul keinginan hasrat nafsu di dalam diriku, sinyal itu
akan melemah, koneksinya melemah dan tidak tersambung dengan baik.
Selain itu aku mulai bisa merasakan adanya
energi pada benda-benda yang ada di sekelilingku, aku merasakan sofa, meja,
dinding, botol minum dan semua benda yang ada di sekelilingku memancarkan
sebuah energi remang-remang yang belum bisa aku rasanya dengan sangat jelas. Warna
dari energi yang aku lihat itu memancarkan cahaya kehijauan. Aku masih belum
bisa memastikan energi apa yang tersembunyi di sana. Apakah emang benar teori
bahwa setiap benda yang ada di sekeliling kita bisa memancarkan energi? Aku
sendiri belum bisa memastikannya. Semoga di meditasi berikutnya aku bisa
merasakannya dengan lebih jelas lagi.
Sebenarnya tulisanku kali ini bukan tentang
energi koneksi alam semesta ataupun energi yang tersembunyi di dalam setiap
benda yang ada di sekeliling kita. Namun ada satu hal lagi yang lebih luar
biasa yang aku rasakan pagi ini. Sesuatu energi yang demikian besar, yang telah
terpendam selama ribuan tahun, atau mungkin jutaan tahun. Sebuah energi kolektif
akan kerinduan untuk kembali ke pelukan alam semesta.
Pagi ini ketika dalam meditasi yang
mendalam, tiba-tiba secara remang-remang aku mendengar Adzan dari kejauhan. Aku
meraskan ada sebuah kekuatan yang luar biasa dalam suara Adzhan tersebut,
sebuah suara yang sangat indah. Aku merasakan ada sebuah energi yang demikian
besar yang belum pernah aku rasakan di dalam meditasi aku yang sebelumnya. Yach…
aku merasakan adanya sebuah kerinduan kolektif yang sangat besar daripada umat Islam
yang bangun begitu paginya untuk melakukan Sholat Subuh, sebuah kerinduan untuk
kembali ke dalam pelukan “Tuhan” Pencipta Alam Semesta. Yach… aku menyebut “Tuhan”
dengan tanda kutip karena aku sendiri adalah seorang Atheist yang tidak percaya
akan eksistensi Tuhan. Karena selama ini di dalam meditasiku yang mendalam, aku
belum merasakan adanya kehadiran Tuhan.
Begitu besarnya energi kolektif dari
kumpulan orang yang melakukan Sholat Subuh tersebut sehingga membuat aku begitu
terkesima. Seketika aku merasakan seluruh tubuhku bergetar. Tiba-tiba aku
merasa mungkin aku harus mencari seorang Guru untuk belajar tentang ISLAM.
Mungkin di sana ada sesuatu yang selama ini aku cari?
Lalu apakah aku akan kembali percaya akan
eksistensi Tuhan setelah sekian lama aku menjadi seorang atheist? Aku sendiri
tidak tahu. Karena pernah suatu ketika di dalam hidupku, aku begitu yakinnya
dengan imanku pada Agama “xxx” sampai aku selalu beranggapan aku tidak akan
pindah dari agama tersebut. Tapi siapa yang pernah menyangka hari ini aku
menjadi seorang Atheist? Lalu apakah aku
akan bisa kembali merasakan eksistensi “Tuhan” di dalam hidupku jika aku
benar-benar belajar tentang ISLAM kelak? Who knows?
Posting Komentar