Pernahkah kita berpikir apakah benar kita 100% menguasai tubuh yang kita miliki ini? Dulu aku selalu berpikir bahwa tubuh ini sepenuhnya milik kita yang bisa kita kuasai sepenuhnya. Hingga sampai beberapa saat yang lalu ketika aku terbaring lemah di rumah sakit, baru aku menyadari bahwa aku tidak benar 100% menguasai tubuh ini.
Apakah tulisan ini tentang spiritual, tentang agama? Tidak, aku tidak akan menulis bahwa tubuh ini hanya anugrah dari Tuhan atau Dewa dan sejenisnya. Tulisan ini akan lebih membahas tentang science, tentang biokimia yang menstimulasi dan gen yang mengontrol diri kita.
Beberapa bulan lalu ketika aku sakit
covid-19, aku sempat merasakan demam tinggi dan nyeri seluruh tubuh. Setiap
kali aku merasa nyeri tak tertahankan, dokter hanya memerintahkan untuk menyuntikan
infus Paracetamol 1000mg ke dalam tubuhku, dan hanya dalam waktu beberapa menit
saja langsung tubuhku merasa baikan. Hal ini sama seperti tahun lalu ketika aku
mengalami asam lambung akut yang membuatku sakit tak tertahankan, sampai untuk
berdiri saja sudah tidak mampu. Saya tidak tahu obat apa yang diberikan oleh
dokter waktu itu, tapi hal yang sama terjadi yaitu setiap kali suntikan obat
zat zat kimia itu masuk ke dalam tubuhku, rasa sakit dan nyeri itu langsung
hilang seketika.
Hal ini membuatku berpikir dengan mendalam,
benarkah kita menguasai tubuh ini? Benarkah tubuh ini sepenuhnya milik kita?
Ataukah tubuh ini hanya terdiri dari susunan algoritma biokimia yang begitu
kompleks yang sampai hari ini belum terpecahkan kode-kodenya? Jika kita sebagai
pemilik/penguasa tubuh ini tapi masih belum bisa mengontrol rasa sakit yang
ada, masih sombongkah kita untuk dengan gamblang menyatakan bahwa kita ini
memiliki dan menguasai tubuh ini? Sementara hanya 1000mg cairan kimia yang masuk
ke dalam tubuh ini bisa langsung seketika mengontrol rasa sakit yang kita rasakan.
Bukankah ini sesuatu yang sangat ironis? Lalu siapkah sesungguhnya penguasa
tubuh ini? Diri kita sendiri ataukah komponen biokimia kompleks yang ada di
dalam tubuh kita?
Mungkin suatu hari para saintis kita akan
berhasil memecahkan semua kode algoritma biokimia yang menyusun komponen tubuh manusia,
dan umat manusia bisa hidup dengan tanpa rasa sakit lagi. Atau bahkan kita bisa
distimulasi untuk bisa hidup bahagia selamanya? Bukankah rasa bahagia dan sedih
itu juga sama seperti rasa sakit? Rasa bahagia itu hanya timbul akibat dari stimulasi
dari senyawa biokimia yang beraksi ketika kita merasakan sesuatu?
Sampai di sini aku jadi ragu-ragu dengan
diriku, apakah benar diriku ini sesungguhnya yang memiliki tubuh ini? Lalu
siapakah pemilik sesungguhnya tubuh ini?
Posting Komentar