21 Hari Mengenal Diri Sendiri

Tidak terasa 21 hari diriku opname di rumah sakit. Sejak tanggal 18 Mei aku pertama kali pergi ke Rumah Sakit Mayapada Tangerang. Awalnya aku berpikir paling hanya akan opname 3-4 hari saja, tapi aku tak pernah menyangka ternyata pada hari ke 4 aku malah ngedrop mendadak dan harus diopname hingga total 21 hari. Aku baru keluar dari rumah sakit tanggal 7 Mei malam.

Selama 21 hari karantina di rumah sakit, di dalam sebuah ruangan sendirian, tanpa ada teman bicara sama sekali, hanya sesekali ada kunjungan dokter dan suster saja, benar-benar sebuah pembelajaran yang sangat berharga untuk diriku untuk mengenal diriku sendiri.

Tidak ada hal spesial yang aku lakukan selama 21 hari berada di rumah sakit selain membaca buku dan meditasi. Aku belajar untuk lebih mengenal diriku sendiri. Setiap hari sebelum tidur aku melakukan meditasi selama lebih kurang 30-40 menit, dan ketika aku bangun di pagi hari, kembali aku melakukan meditasi selama 30-40 menit lagi.

Kadang aku merenung, apa sebenarnya tujuan hidupku? Apakah aku hanya semata mencari uang dan kekayaan semata saja? Apa legacy aku datang ke dunia ini? Kehidupan seperti apa yang aku inginkan untuk sisa hidupku? Saat ini aku bukan berbicara tentang masa depan lagi, tapi lebih tentang kehidupan seperti apa yang ingin aku jalani di sisa hidupku.

Terkadang aku berpikir, aku akan bekerja beberapa tahun lagi lalu pensiun dan pergi keliling dunia dengan bebas leluasa, melakukan apapun yang aku ingin lakukan di sisa hidupku. Kita tidak hidup selamanya di dunia ini. Hidup ini sangatlah singkat. Berapa lama diriku bisa hidup di dunia ini? 80 tahun? 100 tahun? Aku sendiri tidak tahu pastinya berapa lama lagi, tapi satu hal yang pasti adalah bahwa hidup ini tidaklah abadi, dan waktu 100 tahun itu sungguh tidaklah lama, melainkan sangat singkat sekali. Lalu apa yang harus aku lakukan untuk membuat hidup yang singkat ini menjadi lebih bermakna? Apakah benar berkeliling dunia itu menjadi tujuan akhir dari hidupku? Rasanya tidak. Aku ingin mencari apa arti dan makna hidup ini. Aku menyatakan diriku sebagai seorang Atheist sejak 12 tahun lalu, dan kini aku menyatakan aku ini seorang strong atheist; namum walaupun demikian, aku tetap mencari kehidupan spritiual, mencari ketenangan batin dan inner peace di dalam jiwaku. Aku terus belajar tentang hukum cosmos, tentang hukum alam semesta, dan aku terus melakuka praktek meditasi setiap harinya.

Apa sich sebenarnya arti sebuah kata sukses bagi diriku? Apakah mempunyai tabungan sebanyak 10M, 50M, 100M atau 200M, atau mungkin 1 Triliun? Aku sendiri tidak begitu yakin dengan konsep hidup sukses yang ada di dalam benakku. Hatiku berkecamuk tentang apa yang ingin aku capai dan apa yang ingin aku lakukan ketika aku berumur 40 tahun nanti. Kenapa 40 tahun, karena aku merasa hidup  ini terlalu singkat untuk aku habiskan bekerja dan bekerja saja. Mungkin setelah aku berumur 40 tahun nanti, bisakah aku punya sisa 40 tahun lagi untuk melakukan apa yang aku ingin lakukan di dalam hidup ini? Aku ga tahu, karena hidup ini penuh dengan misteri, dan kita tidak pernah tahu berapa lama kita bisa hidup di dunia ini.

Aku ingin sebuah kehidupan yang lebih bermakna dalam hidup yang singkat dan penuh misteri ini. Aku ingin mencari sebuah makna kehidupan, sebuah pengalaman spiritual dan inner peace di dalam diri ini. Aku tidak ingin menghabiskan sisa hidup ini hanya untuk bekerja mencari materi dan kekayaan semata. Namun tentu saja untuk mencapai apa yang ingin aku capai di dalam kehidupan ku setelah aku berumur 40 tahun nanti, aku membutuhkan sebuah kemapanan ekonomi untuk menopang hidupku. Oleh karenanya masih tersisa beberapa tahun bagiku untuk bekerja keras untuk mencapai sebuah angka kemapanan ekonomi untuk menopang kehidupanku setelah aku berumur 40 tahun nanti.

Tahun 2020 emang tahun yang penuh gejolak di dalam kehidupanku, aku mengalami kerugian yang cukup besar di dalam bisnisku. Namun tahun 2021 di mulai dengan awal yang baik bagi kehidupanku. Bisnisku menjadi jauh lebih lancar dan hanya dalam beberapa bulan saja sudah sanggup menutupi semua kerugianku selama tahun 2020.

Selama beberapa bulan terakhir ini, aku sempat berpikir aku ingin santai saja menjalani hidup ini, apalagi aku telah menemukan konsep menghasilkan uang tanpa kerja keras, hanya cukup dengan kekuatan “conncected to the universe” saja, aku bisa menghasilkan pundi-pundi yang cukup lumayan yang bahkan bisa menutupi semua kerugianku selama tahun 2020 dulu. Yach… hanya dengan duduk santai saja di rumah, dan cukup telp sana sini, aku bisa menghasilkan keuangan yang lumayan banyak akhir-akhir ini. Ini merupakan sebuah berkah, sebuah rahasia alam semesta yang aku temukan di dalam meditasi mendalamku. Aku jadi berpikir mungkin aku ingin hidup santai saja dan menikmati hidup ini.

Tapi selama 21 hari berada di rumah sakit, selama 21 hari berada dalam kesendirian dan perenungan yang mendalam, akhirnya aku memutuskan hal yang berbeda. Aku merasa aku punya potensi yang lebih dari yang aku sadari selama ini, kenapa tidak aku maksimalkan? Jika aku bisa menghasilkan begitu banyak pundi-pundi keuangan hanya dengan duduk diam tanpa kerja keras sama sekali, bayangkan berapa banyak yang bisa aku hasilkan jika aku berkomitmen untuk kerja keras? Bukankah aku masih punya sisa waktu beberapa tahun lagi sebelum aku masuk masa pensiun, masa dimana aku bebas melakukan apapun yang ingin aku lakukan di dalam hidup ini. Lalu kenapa aku harus bersantai ria sekarang dan tidak bekerja keras untuk menghasilkan pundi keuangan yang lebih mapan lagi? Yach… akhirnya aku memutuskan untuk kembali berbisnis.

Aku akan kembali berbisnis dengan serius lagi, dan kali ini aku harus berhasil membangun sebuah sistem yang solid yang bisa membuat bisnis yang ingin aku jalankan kali ini bisa berkembang pesat dalam beberapa tahun ke depan. Yach… aku harus memulai semua rencananya dari sekarang, dan aku berharap semua rencana bisnis X-VERN aku akan terwujud sebelum tahun 2021 ini berakhir.

Selain tentang spiritual, inner peace dan bisnis, selama 21 hari ini aku juga belajar tentang fenomena tubuh ini. Aku belajar untuk lebih mengenal tubuhku sendiri. Tubuh manusia itu tak lebih hanya terdiri dari sebuah proses materi kimiawi. Semua unsur terkecil di dalam tubuh ini bisa mempengaruhi tubuh ini. Setiap unsur di dalam tubuh ini: darah kita, setiap napas kita, pikiran kita, dan sampai semua hal terkecil di dalam sebuah sel, semuanya adalah sebuah proses kimiawi yang mempengaruhi proses perkembangan tubuh ini. Aku jadi belajar untuk menghargai setiap hal hal kecil di dalam tubuh ini.

Aku jadi berpikir, benarkah tubuh ini milik diriku? Ataukah tubuh ini hanya milik DNA yang ingin terus mempertahankan eksistensinya? Seberapa besar kontrol yang bisa aku berikan pada tubuhku sendiri? 10%, 20% ataukah 100%? Aku bahkan tidak yakin aku bisa mengontrol tubuhku bahkan walau hanya 10% saja. Aku jadi ragu-ragu apakah aku benar-benar hidup di dalam tubuh ini?

Pada satu kejadian ketika aku drop kemarin, ketika aku sesak napas, badan panas tinggi, seluruh badan pegal linu, sakit tak tertahankan, dan muntah terus, aku hanya diinfus dengan paracetamol 100 ml saja, dan hanya dalam seketika semua rasa tidak enak di dalam tubuhku menghilang, aku langsung merasa membaik. Semua itu terjadi karena adanya proses kimiawi yang masuk ke dalam pembuluh darahku. Semua proses kimiawi itu membuat tubuh ini langsung membaik seketika. Dan seketika itu juga aku sadar, bahwa ternyata setiap hal terkecil di dalam tubuh ini ternyata dikontrol oleh yang namanya proses kimiawi, dan semua itu dikontrol oleh DNA. Kita sebagai pemilik tubuh ini bahkan tidak bisa mengontrol hal sekecil itu. Lalu atas dasar apa kita mengatakan kita bisa mengontrol tubuh ini 100%? Masihkah kita sombong dengan mengatakan bahwa tubuh ini,  kehidupan ini milik kita seutuhnya? Jujur aku meragukan semua itu, aku meragukan bahwa tubuh ini milik diriku dan aku bisa mengontrolnya.

Tubuh ini hanyalah sebuah pinjaman, tempat kita menopang kesadaran pikiran ini. Kesadaran ini lah yang sesungguhnya harus aku pelihara dan aku pupuk di dalam kehidupan ini. Tentu saja kita juga harus membantu menjaga tubuh ini dari unsur luar dengan olahraga dan makanan yang sehat. Karena bagaimanapun walaupun tubuh ini bukan milik kita seutuhnya, di tubuh inilah kesadaran pikiran kita ini menumpang hidup dan membina untuk sebuah inner peace.

Rasanya aku telah merancu terlalu jauh kali ini. Lain kali aku membahas lebih lanjut tentang “connected to the universe” dan bagaimana caranya aku menghasilkan keuangan yang bisa membuat aku hidup bebas tanpa aku perlu kerja keras.

Salam INNER PEACE.

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama